Tantangan dan Masa Depan Pengendalian Sosial Cyber Bullying: Diskursus Keterlibatan Sekolah sebagai Bystander

Lucky Nurhadiyanto

Abstract


Dominasi dalam bentuk kekerasan, kenakalan hingga penyimpangan merupakan bagian yang sulit dipisahkan dari proses pendidikan di sekolah. Kekerasan di sekolah (yang seringkali disebut dengan bullying) tidak lagi dilakukan secara tradisional, namun beralih ke dunia maya. Alih-alih memanfaatkan kemajuan teknologi guna mengoptimalkan proses pembelajaran, seringkali kemajuan teknologi mendukung bullying itu sendiri. Hal ini menciptakan transformasi bullying tradisional yang memanfaatkan media elektronik menjadi cyber bullying. Pelaku dan korban dapat dibatasi pada lingkup pihak yang terlibat dalam berbagai konten cyber bullying. Namun, keberadaan bystander dapat mengalami rekonstruksi pada dimensi sekolah. Sekolah mampu berperan sebagai bystander aktif yang menguatkan cyber bullying. Di sisi lain, sekolah dapat pula meredam cyber bullying dengan berperan sebagai bystander pasif. Asumsi ini kiranya dapat membuka ruang diskusi tentang peran sekolah sebagai agen pengendalian sosial cyber bullying. Tulisan ini menggunakan 6 (enam) asumsi dalam perspektif kriminologi konstitutif, yakni engetahuan, diskursus, dan politik; konstruksi aturan oleh manusia dan konstruksi manusia oleh aturan; kekuasaan, bahaya, dan kejahatan; kejahatan sebagai produksi sosial; keterlibatan sistem peradilan dalam reproduksi kejahatan; dan wacana peradilan sosial. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskripsti dengan bersumber pada data sekunder. Simpulan yang dapat disederhanakan diklasifikasikan seperti sekolah menjadi “muara” bahkan “penitipan” bagi orang tua, ketidakmerataan rasio guru dan siswa, model pembelajaran klasikal, distrubusi beban siswa, hingga permasalahan internal pengajar terkait dengan kesejahteraan, hingga sistem pendidikan (kurikulum) yang bersifat parsial. Ragam inventaris permasalahan mengalami kristalisasi dengan melemahnya ikatan sosial antara sekolah dengan berbagai stakeholders di dalamnya.

Full Text:

PDF

References


Abdullah, Nandiyah. (2013). Menimalisasi Bullying di Sekolah. Dimuat dalam Magistra , No. 83, Th. XXV, Maret 2013, hal. 50-55.

APJII. (2018). Hasil Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017. Jakarta: APJII.

Braga, Anthony A., Weisburd, David., & Turchan, Brandon. (2018). Focused Deterrence Strategies and Crime Control. Dimuat dalam Criminology & Public Policy, Vol. 17, Issue 1, hlm. 2015-250.

Campfield, Delia Carroll. (2008). Cyber Bullying and Victimization: Psychosocial, Characteristics of Bullies, Victims, and Bully Victims. Dissertation. Master of Arts. The University of Montana.

Darlington, Yvonne & Scott, Dorothy. (2002). Qualitative Research in Practice: Stories from the Field. Crows Nest: Allen & Unwin.

Denzin, Norman K., & Lincoln, Yvonna S. (1998) Strategies of Qualitative Inquiry. Thousand Oaks: Sage Publications.

Feinberg, Ted., & Robey, Nicole. Cyberbullying: Intervention and Prevention Strategies. Dimuat dalam Helping Children at Home and School III.

Flick, U., von Kardorff, E., & Steinke, Ines. (Eds.). (2004). A Companion to Qualitative Research. London: Sage Publications.

Henry, Stuart., & Milovanovic, Dragan. (2000). Constitutive Criminology: Oigins, Core Concepts, and Evalutaion. Dimuat dalam Social Justice, Vol. 27, No. 2 (80), hlm. 268-290.

Hinduja, Sameer & Patchin, Justin W. (2012). Cyberbullying and Self-Esteem. Dimuat dalam Journal of School Health, 80 (12), hal. 614-621.

Inews. (2019). Kasus Siswa SMP Persekusi Guru di Gresik, Polisi Akan Panggil Pelaku. Diakses dari https://www.inews.id/daerah/jatim/kasus-siswa-smp-persekusi-guru-di-gresik-polisi-akan-panggil-pelaku/454773, pada 26 Mei 2019.

Jaishankar, K. (Ed.). (2012). Cyber Criminology: Exploring Internet Crimes and Criminal Behavior. Boca Raton: CRC Press.

Kalof, Linda., Dan, Amy., dan Dietz, Thomas. (2008). Essentials of Social Research. Berkshire: Open University Press.

KataData. (1 Februari 2018). Ini Media Sosial Paling Populer di Indonesia. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/01/media-sosial-apa-yang-paling-sering-digunakan-masyarakat-indonesia, pada 05 April 2019.

KPAI. (2015). Kasus Pengaduan Anak Berdasarkan Klaster

Perlindungan Anak Tahun 2011-2015. Jakarta.

Kraft, Ellen M., dan Wang, Jinchang. (2009). Effectiveness of Cyber Bullying Prevention Strategies: A Study on Students’ Perspectives. Dimuat dalam International Journal of Cyber Criminology, Vol. 3, Issue 2, July-December 2009, hal. 513-535.

Kompas. (07 Juni 2018). Cyber Bullying Bisa Memicu Keinginan Untuk Bunuh Diri. Diakses dari https://lifestyle.kompas.com/read/2018/06/07/164042420/cyber-bullying-bisa-memicu-keinginan-untuk-bunuh-diri, pada 05 April 2019.

Kompas. (21 Juli 2017). Instagram Jadi Media “Cyber-Bullying” Nomor 1. Diakses dari https://tekno.kompas.com/read/2017/07/21/12520067/instagram-jadi-media-cyber-bullying-nomor-1, pada 05 April 2019.

Kompas. (2019). 5 Fakta di Balik Kematian Taruna ATKP Makassar, Kronologi Penganiayaan hingga Sempat Telepon Sang Ayah. Diakses dari https://regional.kompas.com/read/2019/02/07/09171281/5-fakta-di-balik-kematian-taruna-atkp-makassar-kronologi-penganiayaan-hingga?page=all, pada 26 Mei 2019.

KPAI. (14 Juni 2015). KPAI: Pelaku Kekerasan Terhadap Anak Tiap Tahun Meningkat. Diakses dari http://www.kpai.go.id/berita/kpai-pelaku-kekerasan-terhadap-anak-tiap-tahun-meningkat/, pada 05 April 2019.

Levianti. (2008). Konformitas dan Bullying pada Siswa. Dimuat dalam Jurnal Psikologi, Vol. 6, No. 1, Juni 2008, hal. 1-9.

Liputan 6. (15 Maret 2015). Survei ICRW: 84% Anak Indonesia Alami Kekerasan di Sekolah. Diakses dari http://news.liputan6.com/read/2191106/survei-icrw-84-anak-indonesia-alami-kekerasan-di-sekolah, pada 05 April 2019.

Liputan6. (2019). 4 Efek Cyberbullying Pada Anak Menurut KPAI. Diakses dari https://www.liputan6.com/health/read/3942846/4-efek-cyberbullying-pada-anak-menurut-kpai, pada 27 Mei 2019.

Molluzzo, John C., Lawler, James., dan Manneh, Jerry. (2012). A Comprehensive Survey on Cyberbullying Perceptions at a Major Metropolitian University-Faculty Perspectives. Dimuat dalam Proceedings of the Information Systems Educators Conference, hal. 1-20.

Nurhadiyanto, Lucky. (2017). Cyber Bullying Prevention And Combating Strategies for High School Students in Jakarta. Dipresentasikan dalam 2017 ASEAN Symposium of Criminology, 4-5 September 2017 di Universitas Indonesia.

Nurhadiyanto, Lucky. (2019). Upaya Penanggulangan Cyber Bullying Dalam Perspektif Teori Aktivitas Rutin. Dimuat dalam Prosiding Social and Political Challenges in Industrial Revolution 4.0, Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Politik, Universitas Terbuka.

Moyer, Imogene L. (2001). Criminological Theories: Traditional and Nontraditional Voices and Themes. Thousand Oaks: Sage Publications.

Nur’aeni, Eneng., Budimansyah, Dasim., dan Nurbayani, Siti. (2017). Bentuk-Bentuk Pengendalian Sosial Untuk Mengatasi Problem Senioritas. Dimuat dalam Sosietas, Vo. 7, No. 1, 2017.

Okenews. (2019). KPAI Tindak Lanjuti Kasus 4 Siswa Keroyok Cleaning Service. Diakses dari https://news.okezone.com/read/2019/02/11/609/2016566/kpai-tindak-lanjuti-kasus-4-siswa-keroyok-cleaning-service, pada 26 Mei 2019.

Olweus, Dan. (1993). Bullying at School: What We Know and What We Can Do. Massachussetts: Blackwell Publishing.

Siegel, Larry J. (2011). Criminology: The Core. 4th Ed. Belmont: Wadsworth.

Sulistyarini, Varyani., dan Rustiyarso. (2014). Analisis Pengendalian Sosial Perilaku Menyimpang Siswa Bermasalah Di SMA. Dimuat dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 3., No. 11, 2014.

Tempo. (23 Juli 2018). Hari Anak Nasional, KPAI Catat Kasus Bullying Paling Banyak. Diakses dari https://nasional.tempo.co/read/1109584/hari-anak-nasional-kpai-catat-kasus-bullying-paling-banyak/full&view=ok, pada 05 April 2019.

Thapa, Amrit., Cohen, Jonathan., Guffey, Shawn., dan Higgins-D’Alessandro, Ann. (2013). A Review of School Climate Research. Dimuat dalam Review of Educational Research, Vol. 63, No. 3 (September 2013), hlm. 357-385.

Tribunews. (2019). Lagi Heboh Video Ospek Anggota Paskibra, Dipaksa Makan Makanan Ini Sampai Ada yang Muntah. Diakses dari http://pekanbaru.tribunnews.com/2019/01/12/lagi-heboh-video-ospek-anggota-paskibra-dipaksa-makan-makanan-ini-sampai-ada-yang-muntah, pada 26 Mei 2019.

Tribunews. (2019). Kali Ini di NTT, Ini Kronologi Lengkap Guru Tendang dan Hajar 2 Murid SMP di Hadapan Anak-anak. Diakses dari https://wow.tribunnews.com/2019/02/12/kronologi-lengkap-guru-tendang-dan-hajar-2-murid-smp-di-sekolah-aksi-murid-ternyata-pemicunya, pada 26 Mei 2019.

Zhang, Lening., & Messner, Steven F. (1996). School Attachment and Official Status in the People’s Republic of China. Dimuat dalam Sociological Forum, Vol. 11, No. 2 (Jun., 1996), hlm. 285-303.




DOI: https://dx.doi.org/10.36080/djk.1103

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Deviance Jurnal Kriminologi is indexed by:

Sinta Logo Crossref Logo Garuda Logo OpenAIRE Logo Google Scholar Logo Road Logo

Deviance Jurnal Kriminologi works in collaboration with:

APVI Logo MAHUPIKI Logo
 
Creative Commons

Deviance Jurnal Kriminologi is licensed under Creative Commons Attribution 4.0 International

Editorial Office:

Faculty of Social Sciences and Global Studies, Universitas Budi Luhur, Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12260

Tel: (021) 5853753, Email: jurnaldeviance@budiluhur.ac.id