Konstruksi Keindonesiaan Dalam Film Tjokroaminoto
Abstract
ABSTRACT This study uses critical discourse analysis method that aims to reveal the meaning of Indonesian keynthones in Tjokroaminoto Guru Bangsa film. The results show that the representation of meaning at Indonesian level at the text level is a representation of the dominance of ethnic or racial tribes of Europe and Arabia and subordinan tribes or races of Javanese, Chinese, Sundanese and do not have citizenship. At the messo level the purpose of the film production system is the goal of Tjokroaminoto's historical reconstruction based on the spirit of Islam as the basis for the struggle. At the macro level shows the construction of national leadership is a rational effort in order to fulfill party politics based on the spirit of keindonesiaan. Keindonesiaan is the essence of the teachings of cultural Islam that upholds human values in order to realize the concept of hijra or civil society in Indonesia. Key Words: Representation of Meaning of Indonesianness, Film of Tjokroaminoto Guru Bangsa
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis yang bertujuan untuk mengungkapkan konstruki makna keindonesiaan di dalam film Tjokroaminoto Guru Bangsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi makna keindonesiaan pada level teks merupakan representasi dominasi suku atau ras Eropa dan Arab dan subordinan suku atau ras Jawa, Tionghoa, Sunda, dan tidak mempunyai kewarganegaraan. Pada level messo tujuan sistem produksi film merupakan tujuan rekonstruksi sejarah Tjokroaminoto yang didasari oleh semangat Islam sebagai dasar perjuangan. Pada level makro menunjukkan konstruksi kepemimpinan nasional merupakan usaha rasional dalam rangka pemenuhan politik kepartaian yang didasari semangat keindonesiaan. Keindonesiaan merupakan hakikat ajaran Islam Kultural yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan guna mewujudkan konsep hijrah atau masyarakat madani di Indonesia.
Kata Kunci: Representasi Makna Keindonesiaan, Film Tjokroaminoto Guru Bangsa
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arief, M. Sarief. 2010. Politik Film di Hindia Belanda. Depok: Komunitas Bambu.
____________. 2010. Politik Film. Depok. Komunitas Bambu.
Barthes, Roland, 2007. Petualangan Semiologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_____________, 2005. Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa, Yogyakarta: Jalasutera.
Danesi, Marcel, 2010. Semiotika Media: Pengantar Memahami Semiotika, Yogyakarta: Jalasutera.
Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, Sebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita-Berita Politik. Jakarta: Granit.
___________. 2010. Komunikasi Sebagai Wacana. Jakarta: La Tofi Enterprise.
___________. 2005. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa: Studi Critical Disourse Analysis Terhadap Berita-berita Politik. UI
Hardiman. F. Budi. 2016. Demokrasi Deliberatif, Menimbang Negara Hukum dan Ruang Publik dalam Teori Diskursus Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius.
_______________. 2016. Kritik Ideologi, Menyingkap Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan Bersama Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius.
_______________. 2016. Ruang Publik, Melacak Demokrasi dari Polis Sampai Cyberspace. Yogyakarta. Kanisius.
________________. 2015. Menuju Masyarakat Komunikatif, Ilmu Masyarakat, Politik dan Postmodernisme Menurut Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius.
Haryatmoko. 2017. Analisis Wacana Kritis, Landasan Teori, Metode dan Penerapan. Jakarta: Rajawali Pers.
Maarif, Ahmad Syafii. 2015. Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan. Bandung: Penerbit Mizan.
Pratista, Himawan. 2008: Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
DOI: https://dx.doi.org/10.36080/comm.v9i1.613
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Communication
This work is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.